Cibadak Kota Dokar, Dulu. Kini?
Yup, beberapa tahun ke belakang, di bawah tahun 2007, kota kecil yang berada di Kabupaten Sukabumi ini masih belum seramai sekarang. Kemacetan yang menggila setiap jam pulang kerja masih belum separah sekarang. Dulu, kota Cibadak masih bisa kita sebut kota dokar. Tempat mangkal dokar biasanya di deket pasar dan nggak bisa beroperasi jauh-jauh. Pelanggan setia dokar didominasi ibu-ibu yang baru selesai belanja atau anak kecil yang ngamuk, ngebet pengen naik dokar. Maklum, di Sukabumi, sangat jarang orang memelihara kuda.
Apa itu dokar? Makanan? tapi kok dinaikin ya? Hehehe… Dokar itu sejenis kendaraan yang terdiri dari kuda dan susunan kayu dan roda yang beratap. Mungkin di daerah lain disebutnya delman. Dokar atau delman sebenarnya lebih tepat sebagai kendaraan wisata. Yang naik pun, biasanya anak kecil sama orang tuanya. Nggak aneh juga kalau sekarang dokar sudah hilang di Cibadak.Alasan pertama, jumlah motor dan mobil yang semakin bertambah. Tahu sendiri kan kalau motor nggak kenal macet. Jalanan sempit bahkan trotoar pun mampu dilibasnya. So, udah gak ada lahan lagi untuk dokar. Belum lagi jumlah pemilik kendaraan roda dua yang sangat banyak. Bak kacang goreng, motor laris manis dan hampir dimiliki setiap orang. Suasana kota yang sudah tercemar, polusi udara dan nggak ada pemandangan indah yang bisa dilihat menambah malas orang naik dokar.
Dulu, ketika masih ada dokar, ketika anak kecil lihat, dia pasti langsung bilang “mah ada kuda mah…” berteriak kegirangan.
Btw-Btw, apa sih kekuragan dari dokar? polusi yang timbul dari dokar meliputi polusi udara (bau kotoran kuda) dan lingkungan. Walaupun fesesnya kuda sudah ditampung pakai karung, tetap saja hasil eksresi mamalia ini bertebaran dimana-mana.
Itulah, cerita tentang dokar yang mungkin memiliki sejarah tersendiri bagi Anda yang sewaktu kecil pernah berteriak dan ngomel-ngomel pengen naik dokar.
Posting Komentar untuk "Cibadak Kota Dokar, Dulu. Kini?"
Terima kasih sudah berkunjung